Tuesday, December 7, 2010

Semua anak membutuhkan cinta


Pagi itu....aku sudah bersiap-siap bersenam pagi ceria bersama semua anak-anakku... Di pelataran sekolah telah berhamburan anak-anak yang mulai berbaris dan saling dorong. Kulirik sekilas di sudut halaman, seorang anak sedang jongkok dan murung. Menyendiri dan menundukkan wajahnya...
" Yana..." desisku menyebut nama anak itu. Yana adalah siswi perempuan kelas dua yang sudah 2 tahun tinggal kelas. Dia tak ber ayah tak ber ibu - entah kemana raibnya - yang hanya diasuh oleh neneknya. Setiap datang di sekolah, selalu ada luka luka kecil yang menghiasi kulit legamnya. Karena seringnya mengalami bullying, tamperamen anak ini menjadi liar di sekolah. Mencakar, memukul, menendang, berteriak, menggigit, sumpah serapah kasar kerap pula terlontar dari bibir mungilnya... Dan....pagi ini ke-liar-an itu tak nampak. Anak ini hanya tertunduk lesu dan menyendiri. Lalu kuhampiri. Aku jongkok di depannya dan mengajaknya berdiri untuk senam pagi...anak ini menggeleng...Kepalanya masih menunduk lesu....
" Ayo, sayang....sini senam bareng Ibu, yuuuk....Ibu gandeng ya ? " ujarku sambil menggenggam telapak tangannya. Dan tanpa kuduga anak ini menjerit kencang...Aku spontan melepas jemari mungil yang ada dalam genggamanku...
" Aduuuuuh....! " jeritnya sambil meringis. Spontan kulihat telapak tangannya. Oh, God....melepuh karena luka bakar. Kemerahan dan bahkan sudah sebagian korengan....
" Sayang...ini kenapa ? " tanyaku khawatir...Yana masih meringis kesakitan dan kulihat airmatanya mulai menggantung di pelupuk matanya...
" Kena minyak goreng, Bu.....aku harus nggoreng sendiri kalau mau makan...." jawabnya sambil sesenggukan.....Honestly, airmataku sudah menggantung di pelupuk mata. Gadis mungil berkulit legam ini tiba-tiba tenggelam dalam kesedihannya. Di balik sifatnya yang liar dan keras, sesungguhnya gadis mungil ini menyimpan sebuah luka yang mengubur dalam-dalam kehausannya akan kasih sayang dan kelembutan....
Sebagai Ibu, tak tahan rasanya melihat seorang anak mengalami kekeringan kasih sayang seperti ini. Airmataku semakin menggantung dan siap luruh. Segera kuhapus perlahan...Aku tidak boleh menampakkan kepedihanku di depan anak ini. Aku harus tersenyum. Memompakan semangat dan meyakinkannya bahwa masih ada yang mencintainya.....Kembali kuulurkan tanganku dengan perlahan agar luka itu tak tersentuh lagi. Dengan pelan-pelan anak itu mulai berdiri dan mau menggoyangkan badan mengikuti irama senam...
Dan lihatlah senyum di foto itu.....Senyum itu akhirnya merekah juga dengan tulusnya... Senyum seperti inilah yang ingin kupahat di bibir-bibir mungil anak-anakku..... Anna uhibbukum yaa bunayyaa........
Masih ada berjuta-juta anak yang miskin kasih sayang seperti anak ini....Yaa Rabb....ijinkan kusisihkan hatiku untuk mencintai anak-anak ini....Anak-anak malang yang tak punya pilihan untuk menolak dimana mereka dilahirkan....Namun ku ingin menggoreskan sebuah pilihan bagi mereka....pilihan untuk mengubah nasib mereka. Pilihan untuk meraih mimpi-mimpi mereka. Pilihan untuk menjadi anak-anak bernas yang bermanfaat bagi dien-Mu dan bagi sesamanya.....Aamiin Yaa Rabb....