Thursday, May 21, 2009

KUNJUNGAN REKAN-2 BWA

26 April 2009
Pagi ini, di Bantar Gebang..Seperti biasa aku sedang melanjutkan aktifitasku ketika ada sms masuk ke hp ku.
" Bu, kami sedang meluncur ke Bantar Gebang. Rekan-rekan dari BWA ingin ketemu dan ngobrol langsung dengan Ibu, biar sebentar juga nggak pa-pa. Mereka perlu info dakwah serta tantangan dakwah di Bantar Gebang " begitu pesan singkat dari Pak Mahyudien, Direktur Badan Wakaf AlQur'an. .........dan sampailah rombongan dari BWA ke TPA Bantar Gebang sekitar menjelang Dhuhur. Mereka mengunjungi sekolah baru yang sedang dibangun. Kami juga serius membahas tentang perjalanan dakwah bilhal di tempat sampah ini. Setelah 1 jam ngobrol serius, lalu perjalanan pun dilanjutkan dan kami meluncur ke lokasi ke dua, yaitu di Serang. Setelah terpisah karena masing-masing harus menunaikan sholat Dhuhur, maka berikutnya kami bertemu lagi di Kelompok Belajar Ar Rahmah yang juga menjadi binaanku disana. Sambil menunggu rombongan BWA, aku pun puas bermain bola voley dengan murid-muridku...Adem rasanya mendengar tawa yang renyah dari anak-anak ini. Kami bebas tertawa sambil main lempar-lemparan bola, tak ada lagi jurang pembatas. Semua menyatu begitu alamiah. Dan amat kusuyukuri kudapatkan kesempatan untuk bisa memperoleh ' cinta ' dari anak-anak pemulung ini. Tiba-tiba aku dikejutkan oleh 2 bocah mungil yang selama ini kurindukan...Adi dan Apri....( sayang aku belum bisa meng upload gambar mereka ). Dua bocah ini setiap harinya tak terurus karena kedua orangtuanya sudah berangkat ke ' bulog sampah ' sejak pagi buta dan pulang menjelang malam. Adi, bocah berusia 4 tahun ini bahkan addict merokok dikarenakan zero asuhan dari orangtuanya. Sedangkan Apri, adiknya yang masih berusia 2 tahun juga masih lambat bicara. Yang membuat hatiku miris, di kala kedua anak ini mengantuk, mereka bisa tidur di sembarang tempat bagaikan [ maaf ] anak kucing yang kehilangan induknya. Jika saat aku supervisi ke Ar Rahmah ini dan berkesempatan bertemu mereka, maka aku langsung peluk mereka. Hatiku langsung luluh dan tak rela melepasnya saat mereka begitu manja menempel di dadaku sambil menggenggam erat tanganku. Kedua anak ini begitu haus kasih sayang....setiap saat aku peluk mereka, selalu langsung menempel dan menggelendot manja...Terbayang dengan 2 permata hatiku di rumah yang setiap saat bisa mendapatkan pelukanku, dongengku, usapan lembutku, kata-kata sayangku dan nasihat-nasihat menjelang mereka tidur....Namun Adi dan Apri, dua bocah yang ada dalam pelukanku ini, begitu fakir kasih sayang dan kelembutan. Bahkan aku sempat mendengar laporan bahwa anak sekecil itu mengalami KDRT oleh ayahnya sendiri....fenomena yang ' lazim ' terjadi di kalangan marginal.
Saat aku sedang menggendong bocah mungil itu, tibalah pasukan BWA di Ar Rahmah....Murid-muridku pun mulai masuk kelas karena jam belajar TPQ dimulai. Satu persatu anak-anak mungil ini masuk. Mulai terdengan ikrar dan doa-doa. Riuh rendah bersahut-sahutan. Ternyata masih ada seorang anak yang tersisa di halaman. Adi...anak ini hanya menggigit jari tak berani masuk kelas. Aku langsung jongkok mendekatinya. " Adi masuk kelas, yuk ? Ibu antar ya ? "...anak itu menggeleng.. " Aku malu, nggak punya tas. Nggak punya topi [ peci ] "...aku tersenyum. " Sayang, masuk syurga tidak butuh tas dan topi. Tapi anak-anak yang shaleh lah yang pantas masuk syurga meski tak punya tas dan topi. Jadi, jangan malu ya ? Yuk kita mengaji supaya Adi jadi anak shaleh dan masuk syurga ya ? "...aku tuntun bocah mungil ini masuk kelas lalu aku carikan ' teman ' agar dia tidak minder lagi...namun hanya bertahan bebera menit, kemudian dia keluar lagi. Tak tega aku melihat tatapan matanya yang menyorotkan rasa rendah dirinya...Lalu kubisikkan rayuanku ke telinganya.." Baik, besok akan Ibu bawakan tas dan topi yah ? Tapi Adi janji mulai besok rajin mengaji..."...mata anak itu pun berbinar. Duh....di saat anak-anak orang kaya sibuk membahas gadget yang sedang ngetrend, game-game canggih, mainan yang harganya selangit, ternyata terselip anak-anak dhuafa seperti ini yang bahkan tak mampu memiliki tas yang ia idam-idamkan...Aku berjanji, esok hari akan aku bawakan tas dan peci yang ia inginkan. Ya Alloh..aku menyayangi anak ini. Seperti aku menyayangi semua anak-anak yang kutemukan di tempat-tempat kumuh lainnya. Meski mereka tidak Kau titipkan lewat rahimku, namun aku sungguh mencintai mereka...
Sejenak aku terpana dengan kedua bocah mungil ini. Lalu aku dan rombongan BWA terlibat obrolah santai membahas aktifitasku di Bantar Gebang ini. Pak Irfan yang masih terpana oleh pesona si Adi dan Apri bertanya kepadaku " Apa sih sesungguhnya yang mendorong Ibu untuk melakukan semua ini ? "...lagi-lagi aku tersenyum mendengar pertanyaan yang hampir selalu terlontar kepadaku ini. Aku hanya menjawab singkat " Man laa yarham laa yurham " aku menyitir Hadits Rasululloh SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari & Muslim ini..tapi intinya tentulah semua ini tak lepas dari perintah Alloh SWT yang menggenggam hatiku. Dia lah yang menggerakkan hatiku sampai akhirnya aku melangkah sejauh ini untuk merengkuh kaum marginal di tempat sampah ini...Lalu Pak Ricky mengajukan one new question " Trus, selama ini apa tantangan terberat Bu Sari ? "...semula, mungkin akan terbayang tentang adegan saat aku harus beradu mulut hebat dengan para preman. Atau saat aku terpeleset dan luka-luka, atau saat aku diteror preman, diperas oknum, dicaci maki, dighibah, difitnah dan hal-hal seram lainnya. Tetapi ternyata tidak. Karena jawaban yang sesungguhnya adalah....." Tantangan yang terberat adalah saat aku harus berperang dengan hatiku sendiri. Bagaimana aku harus gigih melawan syetan yang hendak menggempurku dari segala penjuru untuk menggelincirkan hatiku kepada riya', sum'ah, ujub dan takabur. Syetan tak akan menyerah untuk mengikis sebuah keikhlasan. Membelokkan kelurusan niat. Membisikkan ke dalam hati manusia agar merasa paling shaleh, paling hebat, paling banyak beramal , paling pantas mendapatkan tempat yang mulia di sisi Alloh...." Naudzubillahimindzaliik...Aku harus senantiasa berlindung kepada Alloh SWT agar senantiasa terjaga hatiku....
Betapa beratnya mendengar sebuah pujian dan sanjungan. Betapa beratnya bila ditatap oleh makhluk....Kita pantas iri dengan pendakwah-pendakwah yang selama ini sedemikian ikhlas diterjunkan di pelosok-pelosok minus fasilitas. Mereka begitu damainya bisa bertaqarrub kepada Sang Khalik tanpa harus tergoda oleh pandangan makhluk. Namun kegigihan dakwah mereka yang tanpa pamrih sungguh akan menggetarkan penduduk langit. Subhanalloh....Merekalah yang pantas disebut sebagai mujahid sejati.....
Kembali anganku terbang teringat kedua anakku di rumah....Semoga aku mampu mendidik mereka menjadi mujahid-mujahid yang tangguh. Semoga pula aku mampu meneladani keberanian dan semangat Khansa untuk melepas mujahid-mujahidnya berjihad membela dien-Nya...meski harus gugur di medan perang, namun perjumpaan dengan Sang Khalik lah yang demikian ditunggu-tunggu...perjumpaan yang indah karena keindahan amal shaleh mereka, kelurusan niat mereka karena Alloh Ta'ala....tiada cinta yang demikian mutlak kita persembahkan selain kepadaNya...
Allohu Akbar !