Saturday, August 1, 2009

Mujahid kecilku

Suami dan anak-anakku sungguh merupakan karunia Alloh bagiku. Tanpa ridho mereka, maka akan memberatkan hati dan langkahku untuk merengkuh insan-insan lemah ini. Namun kebesaran dan keikhlasan hati suami dan anak-anakku sungguh merupakan motivasi yang luar biasa bagiku.

Aku sering merasa feeling quilty di kala melihat tatapan mereka yang penuh rasa khawatir di saat melihatku harus bertubi-tubi menghadapi tantangan yang sekilas di luar jangkauan kekuatanku sebagai seorang wanita. Mereka terbiasa melihatku digempur oleh berbagai tantangan fisik dan mental. Bahkan anak-anakku pun harus rela melihat ibunya berhadapan langsung dengan preman maupun oknum yang ingin memerasku...Aku tahu, dengan sekuat hati mereka berusaha menyimpan kegundahannya...But one day...my son said something from the bottom of his heart....

" Mom...I'm worry about you. I'm scared that terrible things will be occured to you and I couldn't see you anymore..."

Kalimat demi kalimat yang terucap oleh anakku ini sungguh mengiris hatiku. Kutatap tajam mata anakku dan kuyakinkan dia " Nak...Alloh berjanji dalam firmanNya....' Jagalah [ agama ] Alloh, maka Dia akan menjagamu'....jadi kita tidak perlu risau, ya ? Kita harus terus-menerus meluruskan niat agar segala langkah yang kita tempuh ini semata-mata karena Alloh SWT, jangan sampai bengkok dan tercemari oleh niat yang lain. Mama tahu kekhawatiranmu karena kau mencintai mama. Tetapi jangan sampai cintamu kepada mama melebihi cintamu kepada Alloh SWT. Jika kamu menyandarkan cintamu kepada mama, maka kau akan hancur. Tetapi jika kau menyandarkan cintamu hanya kepada Alloh, sampai kapanpun kau akan tegak berdiri...."

Aku menatap kedua bola mata mujahid kecilku ini. Aku mahfum dengan segala kekhawatirannya ini. Karena anak-anakku memang sangat dekat & membutuhkan belaianku. Mendengarkan dongengku sebelum mereka tidur, mengaji bersama dan menghafal ayat-demi ayat AlQur'an bersama, semua kegiatan-kegiatan ' manis ' yang membuat mereka selalu rindu kepada bundanya dan selalu ingin pulang ke rumah untuk kembali merasakan pelukanku. Namun berulangkali aku yakinkan kepada mereka bahwa Alloh SWT akan selalu bersama kita....

" Innalloha ma'ana....".

Aku jelaskan kepada kedua buah hatiku ini untuk tidak terlalu menyandarkan cintanya kepadaku..." Sayang, mama ini hanyalah makhluk Alloh yang memiliki kekurangan. Mama bisa lalai dan lengah dalam menjagamu, namun Alloh SWT yang akan senantiasa menjagamu dan mengawasimu dimanapun kau berada. Mama bisa mengecewakanmu. Namun Alloh SWT akan senantiasa menumbuhkan kekaguman dan kecintaanmu yang tiada habisnya kepadaNya. Mama bisa wafat dan tak lagi bisa memelukmu, namun Alloh SWT akan senantiasa memelukmu sepanjang hidupmu di kala dalam keramaian ataupun sepimu...Maka hanya Alloh lah yang pantas menempati hatimu. Di posisi tertinggi dan tidak ada yang bisa menggantikan cintamu kepada Alloh SWT meski itu adalah ibumu sendiri..Berdo'alah semoga kita sekeluarga menjadi ahli syurga dan kelak kita semua akan dipertemukan lagi di syurga...Amin..."

Mata anakku berkaca-kaca. Aku usap air mata itu. Aku peluk mujahid kecilku ini dengan perasaan haru. Namun sejak itu, di saat dia gundah dan mengkhawatirkanku, dia selalu mengepalkan tangan dan bertakbir ' Allohu Akbar '....itulah yang kuajarkan kepada mujahid kecilku untuk membuatnya bersemangat dan kembali tangguh...

Di saat kita memancangkan niat untuk mewakafkan harta dan jiwa kita, maka hadangan yang mengancam jiwa pun rasanya bukan suatu kendala besar untuk dapat menyurutkan langkah. Ketakutanku yang terbesar justru runtuhnya keikhlasan dan bengkoknya niat. Kedua hal inilah yang harus selalu kujaga....

Semoga mujahid kecilku pun mampu tangguh dan tegak berdiri dalam lindungan Alloh SWT. Jika mereka dewasa nanti, maka merekalah yang kuharapkan menjadi busur dakwah yang ikhlas mengabdi untuk merengkuh sesamanya, bersama-sama mengkaji indahnya nikmat Iman dan Islam, menetapi kebenaran yang haq di sisi Alloh SWT...Amin.