Saturday, February 27, 2010

Launching " Yayasan Ummu Amanah "

14 Maret 2010 Hari ini adalah hari yang kutunggu-tunTambah Gambarggu. Sudah waktunya untuk berbagi kabar gembira bahwa kini ku tak lagi sendiri dalam berjuang, dalam arti kini sudah ada ' real team ' yang ikhlas terjun bebas bersamaku untuk mengurusi pembinaan anak-anak pemulung dan masyarakat marginal di TPA Bantar Gebang ini... Tiga tahun yang lalu kumulai dengan berbekal cinta dan nekad, kumasuki wilayah yang cukup berat ini untuk ukuran seorang wanita. Selama tiga tahun pula aku jatuh bangun sebagai bamper dalam setiap peristiwa yang membutuhkan nyali besar. Intrik, gempuran fitnah, ancaman, palak uang, demo ataupun tantangan-tantangan lain yang membutuhkan nyali besar..seiring dengan berjalannya waktu, energiku mulai habis. Gulma-gulma futhur mulai menggoyang ghirahku. Aku berpikir keras bagaimana caranya menyelamatkan pembinaan ini agar tetap berlangsung dalam jangka panjang tanpa harus bergantung kepada satu figur. Jika hanya bertumpu kepadaku, maka pasti suatu saat akan memasuki titik kulminasi stuck tanpa ada lagi perkembangan yang significant. Maka aku mulai ' negosisasi ' kepada Alloh....Aku berbisik kepada Sang Rabb..." Ya Alloh...jika ku berjuang sendirian, maka dakwah bilhal ini akan semakin lemah. Maka tunjukkanlah jalan Ya Alloh...Pertemukan aku dengan mujahid mujahidah yang ikhlas berjuang bersamaku..." Maka tak perlu waktu yang panjang bagiNya untuk menjawab kegelisahanku... Someday, seorang sahabat meneleponku. " What can I do for you ? "....aku terperanjat dengan pertanyaannya yang spontan serta tawarannya untuk membantuku mengurusi masyarakat marginal di TPA Bantar Gebang. Maka dalam waktu yang singkat, curahan hatiku via email serta profile aktifitasku selama ini sudah tersebar kemana-mana. Segera ku mendapatkan sebuah asa....Dari meeting ke meeting akhirnya kami susun formatur yayasan Ummu Amanah sebagai kendaraan formal yang memayungi kami dalam melakukan dakwah bilhal ini. Secara hukum sebenarnya Yayasan ini memang sudah kulegalkan. Namun lagi-lagi hanya ada 1 mesiu yang berfungsi. Sekarang, Insya Alloh ada banyak mesiu yang siap meletupkan semangat-semangat baru. Ada komunitas para Kepala Sekolah, ada praktisi pendidikan, aktifis sosial, penggiat UKM, Dekan sebuah Sekolah Tinggi, Dirjen Mendiknas Pusat serta beberapa qualified people yang memback-up yayasan Ummu Amanah ini. Subhanalloh.... Dan pertemuan di hari Minggu tgl 14 Maret ini menjadi saksi. Silaturahmi antara yayasan dengan para stakeholder berlangsung meriah. Terlihat beberapa donatur, elemen masyarakat dan tokoh masyarakat dari daerah tingkat II maupun daerah tingkat I. Juga ada rekan-rekan dari CSR Itochu Company plus bonus seorang Japan journalist dari Jakara Daily Shimbun - Sekiguchi San, begitu aku memanggilnya. Kehadirannya sungguh mewarnai kemeriahan di acara ini. Panasnya udara karena atap seng yang membuat peluh kami bercucuran tidak membuat tawa kami terbungkam. Kami justru tertawa terbahak-bahak melihat performa anak-anak yang tampil apa adanya, host yang lugu dan spontan ala Bantar Gebang, setting ruangan yang sederhana namun ' tulus ' dalam menerima setiap tamu..ditambah lagi dengan joke-joke yang kulontarkan saat speech maupun saat mendongeng tentang history Ummu Amanah. Dan saat para tamu mendapatkan sebuah souvenir mug yayasan Ummu Amanah - hand made - maka si journalist Jepang kembali membuat kami terpingkal-pingkal...Tapi semua kendala bahasa tak mampu menghambat keakraban kami. Arigatou Gozaimasu....hanya itu yang bisa kuucapkan berkali-kali... Alhamdulillah...hari ini menjadi moment yang sangat membahagiakan bagiku. Bukan berarti aku lepas tangan dan merasa nyaman sudah ada team yang siap terjun bersamaku. Namun kebersamaan ini adalah energi baru yang luar biasa. Dengan adanya mujahid dan mujahidah yang potensial menempati pos-pos nya masing-masing, tergambar sebuah asa yang indah di benakku....

14 th of March 2010

Today is the day I've been waiting. It's time to share the good news that is no longer alone in the struggle, now there is 'real team' who accepts a struggle with me to increase the education and social life of the scavenger's children and marginalized communities in Bantar Gebang landfill.
Three years ago, I entered the area was danger enough for me. During the three years I became as bamper in every event that requires great courage. Intrigue, onslaught of defamation, threats, feverish money, demos or other challenges that require great courage .. slow but sure, my energy started running out. ' Futhur ' started shaking my spirit. I thought hard how to save this guidance to keep going in the long term without having to depend on one figure. If depend on me only, then surely a time will enter the culmination stuck with no significant developments. So I started 'negotiations' to Alloh .... I whispered to Alloh ... " Oh Alloh ... if I fight alone, this mission will be weaker. So, show me the way ... Send me tough fighters, strong mujahid and mujahidah that sincerely struggling with me ... "
So it did not take a long time for Alloh to answer my nerves ...
Someday, a friend called me. "What can I do for you? ".... I was surprised by the spontaneous question and offer to help me deal with marginalized communities in the landfill Bantar Gebang. So in a short time, I share my story by email. I immediately got up .... From a meeting to meeting we arrange the formatur of Ummu Amanah foundation as a formal foundation in doing this mission.
.
Now, there are many energy to blow the spirit of our struggle. There is a community of principal (headmaster), there are educational practitioners, social activists, Dean of the College, Director General of the Central Minister and several qualified people who will direct this foundation. Subhanalloh ....
And Sunday's meeting at the March 14 th was a witness. Relationship between the foundation with stakeholders took place lively. Seen several donors, elements of society and community leaders. There are also colleagues from the CSR Itochu Company plus a journalist from the Daily Jakara Shimbun - Sekiguchi San.The heat due to the tin roof that makes us sweat profusely does not make us laugh silenced. We actually laughed out loud to see the performance of children who appear as it is, the host of innocent and spontaneous style of Bantar Gebang, setting a simple room, but 'sincere' in each guest receives .. also a joke when I told about the history of Ummu Amanah. And when the guests get a souvenir , a mug from Ummu Amanah Foundation - hand made - then the Japanese journalist again made us laugh ... But all language barriers can not hamper our intimacy. Arigatou Gozaimasu.... that's all I can say many times ...
Alhamdulillah ... is today a very happy moment for me.

It doesn't mean that I'm hands off . But this togetherness is a new extraordinary energy. With the potential mujahid and mujahidah outposts occupied its own, it is a new hope to build better social life of the marginal community at Bantar Gebang Landfill also another marginal places ....