Saturday, July 24, 2010

Ibu...sekarang aku mau mengaji !


Lihatlah gadis mungil berbaju biru itu. Matanya yang tajam menyorot kepadaku. Menyelidik penuh curiga. Penuh observasi....
Tatkala aku masuk kelas, gadis mungil ini merajuk memegang gaun ibunya. Ketika aku mulai mengajar iqra' dan anak-anak lain mulai berebut ingin duluan membaca iqra', gadis mungil ini hanya diam mematung sambil terus memegang gaun ibunya.
Dia menggeleng kuat ketika kutawari untuk membaca iqra'....Aku tersenyum lalu berdiri dan mulai mendongeng. Sesekali melucu dan main tebak-tebakan. Lalu mulai kuselingin dengan membaca iqra' bergantian sambil tak lupa ku ajak mereka ' tosh ' satu persatu untuk menambah semangat. Kulirik sekilas si gadis mungil berbaju biru tadi...dia mulai penasaran melihat keceriaan teman-teman mungilnya terutama saat melakukan ' tosh ' denganku...Aku tetap berlalu mendatangi satu persatu meja anak-anak utk membaca iqra' sambil sesekali menyanyi dan mendongeng lucu...Lalu...tiba-tiba si gadis mungil berbaju biru tadi mendatangiku dan menarik-narik gamisku....
" Ibu...sekarang aku mau mengaji " katanya dengan mata berbinar.....
" Subhanalloh...anak shalihah mau mengaji juga ya ? " dia mengangguk sambil memperlihatkan giginya yang ompong...
" Ayo, Nak...sini mengaji sama Ibu yaaa" ucapku sambil menuntun gadis mungil ini menuju bangkunya. Maka dalam waktu sekejap, anak ini sanggup melahap 2 halaman sekaligus...Aku tersenyum bangga dan tak lupa kuajak ' tosh ' seperti teman-temannya...
Aku tersenyum melihat tingkah polah anak-anak mungil ini...mengajar anak-anak memang membutuhkan kesabaran dan sejuta jurus jitu untuk membuat mereka tertarik bermain sambil belajar. Namun bersama mereka rasanya aku mendapatkan asupan oksigen yang tiada habisnya..Rengekan mereka, manja mereka, cemberut mereka sekaligus tawa lepas mereka yang menyambutku sungguh membuatku sulit untuk melupakan anak-anak mungil ini...
Aku pernah merasakan sebagai ' guru ' anak-anak orang berada. Namun entahlah...rinduku tak sedahsyat seperti rinduku kepada anak-anak ini. Berada diantara anak-anak pemulung dan dhuafa apapun background mereka, sungguh membuat hatiku semakin kaya....Kaya akan kasih sayang yang semakin terpupuk subur dan membuatku tak ingin meninggalkan mereka....
Di rumah, kedua putraku pun amat memahami bahwa bundanya bukan hanya milik mereka....tetapi masih banyak teman-teman mungil mereka yang juga memerlukanku...Dengan lugasnya putra bungsuku berkata...
" Mama...mama memang berhati emas...."....aku tersenyum dan kukecup pipinya yang chubby...
Kedua putraku tidak cemburu. Mereka justru amat bersemangat turut menyayangi teman-teman mungilnya itu...Di saat mereka sekolah, aku menghabiskan waktu untuk mendidik anak-anak pemulung ini. Di saat mereka pulang sekolah, aku sudah menyambutnya dengan penuh rinduku dan biasanya kami berpelukan erat sekali....seolah-olah sudah berpisah berminggu-minggu lamanya....
Indahnya dikelilingi cinta oleh malaikat-malaikat kecil ini....