Saturday, July 24, 2010

Liputan Majalah Hidayatullah


Bermula ketika aku turut dalam Talkshow di Ancol- saat peluncuran kapal dakwah untuk Papua - yang diselenggarakan oleh Badan Wakaf Al Qur'an, ketika itulah seorang wartawan muda mendekatiku dan memberikan sebuah kartu nama. Dwi - begitu aku memanggilnya...
Beberapa bulan kemudian, dia menelponku dan memintaku untuk wawancara. Di hari yang kami sepakati, kami pun berangkat bersama-sama ke Bantar Gebang. Untuk efisiensi waktu, sambil menyopir mobil pun aku disodori microphone dan direkam.
Seperti biasa mulai bergulirlah ceritaku...santai dan seperti ngobrol biasa. Tak lazim seperti sebuah wawancara. Maka biarkan jurnalis muda ini merangkum sendiri dan mengolahnya dengan gaya tulisannya sendiri yang kelak terbit di Majalah Hidayatullah edisi 09 / XII / Januari 2010 / Muharam 1431 ini.
Pada saat terbit memang kebetulan aku tak mendapatkan konfirmasi darinya. Namun kebetulan salah seorang teman suamiku membaca edisi terbaru ini...
" Pak...istri Bapak diliput di Majalah Hidayatullah di edisi terbaru ya ? "...barulah aku pergi ke lapak untuk membeli beberapa exemplar...
Tulisan yang bermuatan dakwah dan padat....semoga menjadi syiar bagi saudara saudariku....
Jazakallohu khair, mas Dwi....afwan jiddan sampai sekarang pun aku belum bisa kontak lagi karena kartu namanya hilang....lost kontak jadinya....
Tapi doaku semoga akhi terus maju menjadi jurnalis Islami yang bernas dan tegak mensyiarkan Dien kita....Allohu Akbar !