Monday, April 20, 2009

' Anakku ' mengalami gizi buruk

20 April 2009

Pagi itu sebenarnya aku berencana untuk istirahat di rumah karena punggunggku rasanya remuk, capek luar biasa setelah seminggu full dihajar aktifitas bertubi-tubi di Bantar Gebang. Maklum...sudah mulai nenek-nenek, jadi gampang drop...
Tapi apa mau dikata karena sudah kadung janjian dengan pak Mahyudien & pak Yon dari team Badan Wakaf Alqur’an yang mau nge-shoot aktifitas murid-muridku di Bantar Gebang, aku harus tetap berangkat juga. Kasian beliau berdua ini, sudah jauh-jauh dari Jakarta. Maka aku segera berangkat pagi-pagi tanpa sempat sarapan dulu. Sesampai disana, seperti rencana semula pak Mahyudien mulai nge-shoot bak kameramen profesional..he..he.. ( afwan pak Mahyudien, tapi emang persis kameramen-nya mas Riri Riza...he..he..).
Setelah cukup nge-shoot aktifitas di sekolah, mulailah beliau berdua kuajak keliling bedeng pemulung. Sekaliyan razia murid-murid yang bolos sekolah dan aku bujuk agar mau sekolah lagi, juga untuk melihat kondisi anak-anak yang sakit.
Sampailah di suatu gubug, aku masuk...muridku yang bernama Eliyah usia 6 tahun dan sakit paru-paru sudah demikian kritis. Badannya semakin habis, nafasnya tersengal-sengal, matanya semakin melotot. Ingatanku serasa melayang dengan potret anak-anak gizi buruk di Ethiopia. Atas saran pak Mahyudi, kami pun sepakat membawa anak ini untuk dicheck up di Rumah Sakit. Langsung digendong dan kami larikan ke Rumah Sakit...
Dokter anak yang memeriksa terperanjat....diagnosa sementara, anak ini mengalami pneumonia dan TBC...tetapi yang pasti adalah gizi buruk. Di usianya yang 6,3 tahun, bobot tubuhnya hanya 9 kg
Mau tidak mau langsung dirawat inap...
Mulailah step-step pemeriksaan. Rontgen, test Mantuk dll. Lalu kami masuk ke ruang UGD untuk memasang jarum infus. Kontan saja anak kecil ini menjerit sekencang-kencangnya. Ibunya langsung lari dari ruangan UGD dan menangis karena tidak tahan. Akhirnya aku yang memegangi gadis kecil yang meronta-ronta ini.
Honestly, aku juga mulai lemas...Selain karena sejak pagi belum sarapan, dadaku juga terasa sesak dan berat melihat tubuh kecil seperti tulang terbungkus kulit. Darah langsung mengucur. Sejenak kedua perawat sempat panik apalagi Eliyah masih saja menjerit-jerit.
Alhamdulillah tak beberapa lama pemasangan jarum infus berhasil. Anak ini mulai tenang...
Kami pun mulai masuk ruang rawat inap... Jika selama ini aku terseok-seok membiayai sendiri dalam situasi emergency seperti ini, kali ini aku mendapatkan uluran tangan yang sungguh melegakan hati..
Dan Subhanalloh...semua biaya akhirnya ditanggung oleh Badan Wakaf AlQur’an....Beban berat di pundakku rasanya langsung terangkat. Alhamdulillah...dengan uluran tangan yang bertubi-tubi dari berbagai pihak sungguh membuat dakwah ini semakin indah. Itulah pentingnya berjamaah..kepedulian ummat yang kuat terhadap ummat yang lemah sungguh mampu menggetarkan hati...
Satu persatu permasalahan Insya Alloh akan terurai...
Semua tantangan akan terasa ringan ketika kita bergandengan tangan & istiqomah dalam berjuang....
Allohu Akbar !

Hikmah di tengah ujian....
29 April 2009
Setelah 9 hari dirawat di RS, secara fisik mulai memperlihatkan perkembangan bagus. Tetapi kami tetap waspada karena TBC sudah sedemikian akut dan menyebar ke seluruh paru-parunya. Anak mungil ini masih sering mengalami panas tinggi. Dan hari ini, kami dapat telpon dari pihak RS bahwa pasien harus dipindahkan ke ruang isolasi karena sangat menular. Segera aku urus ke RS...Dengan berat hati aku harus mengabarkan situasi ini kepada si Bapak. lalu aku ajak beliau keluar ruangan dan menjelaskan apa yang terjadi. Si Bapak yang berpenambilan bak rocker dan garang itu mulai menundukkan kepalanya. Mulailah aku ' tune up ' dia...bahwa di saat diuji dengan sakit seperti ini, barulah terasa bahwa kita hanya bisa bergantung kepada Alloh. Dokter dan antibiotik semahal apapun hanyalah sebuah iktiar manusia. Namun yang berkehendak atas hasil dari ikhtiar ini hanyalah Alloh. Tugas bapak ibunyalah untuk ' meminta ' kepada Alloh...Singkat cerita, luluhlah hati si rocker ini. Trenyuh hatiku ketika melihat bapak ini mulai menitikkan air mata..apalagi ketika mendengar dia berkata " Ibu, saya ini belum bisa wudhu dan sholat secara sempurna "..Aku tersenyum haru...aku tuntun si bapak ini ke musholla RS. Aku suruh beliau wudhu dan sholat semampunya. Alloh Maha Tahu. Secara perlahan semoga Bapak ini segera terbimbing agar benar-benar bisa sholat dengan sempurna...Sorenya, aku kirimi beliau ' seperangkat alat sholat ' ...sajadah, sarung dan baju koko. Serta buku penuntun sholat...Ya Alloh, tuntunlah dia. Genggamlah hatinya untuk menetapi dien-Mu...
Wahai penebar dakwah....masih banyak umat-umat yang fakir ilmu seperti ini. Rengkuhlah mereka. Bimbing mereka...jadikan mereka sebagai saudara kita di syurga...
Hari ini aku duduk termenung di koridor RS....hikmah yang teramat manis di tengah ujian ini...semoga si bapak rocker ini suatu saat nanti menjadi penebar dakwah yang tangguh. Who knows ? Semoga....setidaknya itulah harapan yang tercetus di lubuk hatiku...Amin.
2 minggu kemudian....
Setelah hampir 3 minggu perjalanan panjang bagi Eli terkurung di dalam ruang isolasi dengan jarum suntik di sana sini, maka kepulangnnya ke Bantar Gebang merupakan independence day yang ditunggu-tunggu...
Aku langsung call ambulans untuk mengantar Eliyah pulang. Seminggu sekali aku masih menemaninya kontrol ke RS untuk mendapatkan antibiotik dan obat-obatan lainnya.
Alhamdulillah kini berat badannya sudah bertambah 1,5 kg. Dia juga sudah semakin lincah dan doyan makan. Sewaktu aku mengunjunginya di gubuknya, tampak Eliyah sedang rebahan di samping bapaknya. Dan rasanya bukan hanya kesehatan Eliyah yang semakin membaik yang membuatku senang. Tetapi juga ketika kulihat perubahan drastis si Bapak yang dulu bak rocker bertato. Kini rambutnya sudah terpangkas rapi, klimis dan bersih..
" Alhamdulillah sekarang saya sudah insyaf, bu...saya sudah mengurangi merokok. Saya juga sudah sholat meski masih bolong-bolong. Saya juga akan menepati janji saya kepada Ibu untuk menggerakkan teman-teman pemulung saya untuk rajin mengaji..."
Subhanalloh.......
"Ya Rabb kami, janganlah Engau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami dan karuniakanlah kami rahmat dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi ( karunia )" QS. Ali Imran : 8