Saturday, April 18, 2009

Suatu hari....

Ada seorang Ibu yang dengan lugunya bertanya kepadaku...
Kenapa sih mbak koq sampeyan mau mengurusi anak-anak pemulung ini ?
Trus siapa yang menyuruhmu ?
Siapa pula yang menggajimu ?
Trus bagaimana sampeyan membiayai semua kebutuhan untuk kegiatan di sana ?
......
Aku tercenung mendengar berondongan pertanyaan yang sekilas mudah namun cukup membuat lidahku tercekat....
Yaaaa...kenapa aku mau melakukan semua ini ? Pertanyaan inilah yang paling sering terlontar kepadaku. Sampai sekarang pun aku bingung untuk menjawabnya karena tak punya alasan yang panjang kenapa begini kenapa begitu. Karena sesungguhnya jawabannya sangat simple.
Cinta....
Yah, karena aku mencintai anak-anak ini...Di tempat sampah, di bantaran sungai, di kolong jembatan, di jalanan, di tempat kumuh manapun, seperti ada magnet yang membuat aku mencintai anak-anak ini. Bukankah Rasululloh SAW junjungan kita bersabda :


"
Man laa yarham laa yurham " ( HR. Bukhari&Muslim )...Orang yang tidak menyayangi tidak akan disayang...One who has no compassion for others is not entitled for compassion...

Trus siapa yang menyuruhku ? He..he...tentu saja my Big Boss.....Alloh SWT lah yang menuntun hatiku karena hanya Dia lah yang menggenggam hati setiap makhluk. Jadi kalau ada yang bilang ” Wah...kamu hebat...! ” ....sesungguhnya itu salah besar. Karena yang Maha Hebat hanyalah Alloh. Aku tak lebih dari apa yang Dia berikan untukku. Siapa yang menuntun hatiku ? Siapa yang mencurahkan kekuatan hingga aku bisa bertahan selama ini untuk mengurusi anak-anak pemulung ini dengan segala tantangannya ? Alloh lah yang menguatkanku. Bila bukan karena kekuatan Alloh, bagaimana mungkin aku masih saja sudi melangkah ke tempat kumuh ini meski berulangkali aku dihadang preman dan orang-orang usil yang suka main palak minta duit..Perjalanan dari rumahku ke TPA Bantar Gebang ini sejauh 15 – 20 km. Jadi sekali jalan aku menempuh 40 km pp. Sendirian...Kadang aku merasakan letih luar biasa, tapi Alloh lah yang senantiasa menguatkanku.
Lalu siapa yang menggajiku ?
He..he...aku lebih menginginkan deposito yang utuh tersimpan untuk akheratku nanti...siapa yang ’ menggajiku ’ ? Siapa pula yang mampu mencurahkan segala pahala dan rahmatNya ? Dialah Alloh...gajiku bukan berupa nominal uang. Tetapi aku sungguh menginginkan curahan pahala dan keberkahan dariNya. Sdh cukuplah pandangan dari Alloh...apalagi yang kuinginkan selain cintaNya ? RidhoNya ? RahmatNya ?
Bila ada yang mencelaku ” Ah, kamu hanya riya’ saja...”
Cukuplah aku tersenyum. Sekelumit kalimat ini menjadi cemeti untuk melecutku agar istiqomah menghijabi hatiku, tidak tergelincir kepada riya’ & ujub. Semoga Alloh senantiasa menjagaku. Amin. Ada pula cemoohan yang menuduhku bahwa aktifitasku selama ini di kampung pemulung hanyalah demi rupiah.." Kenapa pula Ibu mau jauh-jauh dari Kemang ke sini kalau bukan demi uang ? Di sini jorok, busuk, banyak belatung. Sangat aneh jika Ibu mau rela jauh-jauh dari Kemang ke tempat seperti ini! "...sungguh aku pantas tersenyum demi mendengar umpatan seperti ini. Sudah sedemikian tipisnya empati dan nurani manusia sehingga merengkuh umat yang lemah pun dianggap sebuah Alien di bumi ini...
Lalu pertanyaan si Ibu yang terakhir tadi...bagaimana aku membiayai semua kebutuhan kegiatan ini ? Sungguh sombong bila kukatakan bahwa aku membiayainya dari kantongku sendiri. Alloh lah yang mencukupinya....
Bagiku, harta di tanganku bisa saja habis, tetapi rezeki dalam genggaman Alloh yang Maha Kaya akan selalu ada...
Aku tak risau meski uang di tanganku menipis...Alloh lah yang mengetuk hati para donatur sehingga sudi mentasarufkan sebagian hartanya untuk membantu anak-anak dhuafa ini. Para donatur inilah...saudara saudariku semua yang namanya Insya Alloh akan terukir lebih indah di sisi Alloh SWT. Merekalah yang sudi mentasarufkan sebagian hartanya, sembunyi-sembunyi atau terang-terangan tetapi tetap mulia di sisi Alloh...Amin.

Aku tak perlu mengemis uang kepada makhluk. Aku hanya meminta kepadaNya. Dia pula yang selama ini mencurahkan rezekinya yang sungguh tak terduga-duga dan dari segala penjuru...
Akhi...ukhti...
Kusadari bahwa diriku ini bukanlah siapa-siapa
Apa yang kutulis ini semoga menjadi sedikit renungan di saat senggangmu...
Apa yang pantas kau jadikan ibrah, ambillah...
Dan apa yang tidak bermanfaat bagimu, buanglah...
Semoga hati-hati kalian akan selalu dipenuhi cinta untuk kaum dhuafa
Sebagaimana Rasululloh SAW junjungan kita ini mencintai mereka....