Saturday, August 1, 2009

Kisah Sesaji dan Si Ular Kobra

Betapa dakwah memang membutuhkan kesabaran dan keteguhan. Berurusan dengan umat yang masih berkhalwat dengan kemusyrikan sungguh membutuhkan keteguhan agar kita tidak terseret kepada arus mereka dan mentoleransi segala hal yag dimurkai Alloh SWT.
Alkisah di saat aku sedang membangun sekolah, mulailah tahap pengeboran sumur untuk keperluan toilet dan sarana berwudhu. Kupanggillah si tukang sumur. Setelah melihat sekeliling, terjadilah kesepakatan harga. Segera kubayar tunai saat itu juga. Tak lama kemudian, berbaliklah si tukang sumur tadi.
" Bu, minta tambahan uang, dong..."
" Untuk apa, Pak ? "
" Untuk beli sesaji, Bu..." mataku spontan terbelalak.
" Tidak pakai sesaji-sesaji segala, Pak....nggak usah !"
" Bu, kan untuk minta izin penunggunya..." rengek si tukang sumur. Aku mulai gerah.
" Penunggunya itu saya. Saya tidak mau sesaji. Lebih baik belikan tahu campur atau karedok
aja...."
" Ah, Ibu koq malah bercanda. Ibu nggak takut dengan penunggunya ? "
" Siapa penunggunya ? Thuyul ? Pocongan ? Kuntilanak ? Saya tidak takut.....kalau ada jin,
mereka juga makhluk Alloh, Pak.....Saya cuma takut dan tunduk kepada Alloh !"
Si tukang sumur cuma bisa garuk-garuk kepala dan ngeloyor pergi setelah aku ancam kalau masih ngotot minta sesaji maka aku akan ganti tukang sumur yang lain.
Selang beberapa bulan kemudian, qadarallah pada suatu malam....datanglah seekor ular kobra hitam yang masuk ke dalam kamar penjaga sekolah. Dia menjerit ketakutan dan menelponku...
Keesokan harinya heboh. Masyarakat sekitar menghubungkan kedatangan ular kobra hitam itu dengan ritual sesaji yang kutiadakan....
Astaghfirullah Aladziim.....inilah potret kejahiliyahan yang menghimpit umat kita. Mereka adalah umat yang terpasung oleh kefakiran harta, kefakiran iman dan kefakiran ilmu...
Mereka lalai dengan peringatan Alloh SWT dalam QS. Al Jinn : 6.." Dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada kaum jin, tetapi mereka [ jin ] menjadikan manusia bertambah sesat...".
Mereka yang masih mengagungkan sesaji, tumbal dan segala ritual yang menjadikan kaum jin sebagai taghut, lalai dengan ayat ini. Lalai dengan segala peringatan Alloh....
Namun, tak berarti kita diam dan membiarkan mereka tersungkur dalam kejahiliyahan. Bagaimanapun mereka adalah saudara kita. Berikanlah sedekah ilmu dan rengkuhlah mereka agar menjadi tetangga kita di syurga kelak...

Aku ngeri andai kelak mereka menghujat kita di kala di akherat...
" Wahai saudaraku...kenapa tidak kau tunjukkan aku jalan yang benar ? Kenapa tidak kau dakwahi aku ? Kenapa kau biarkan saudaramu ini terjerumus dalam kebodohan dan kami tidak tahu bahwa kami sedang bermaksiat kepada Alloh ? Kemana kalian di saat kami membutuhkan pertolongan kalian ?........"
Sementara mungkin saat ini kita sedang lalai berkhalwat dengan gemerlapnya dunia. Atau sibuk melaksanakan ibadah mahdhoh tanpa peduli dengan kesalehan sosial. Atau sibuk berdebat tentang fiqih dan saling menghujat......
Ingatlah kala Rasululloh SAW menangis sambil berujar " Ummaty...ummaty...." karena cintanya Beliau kepada kita. Sungguh cinta yang begitu agung hingga sampai ajal pun yang Beliau sebut adalah umatnya. Setiap nafas beliau adalah dakwah......karena Beliau menginginkan umatnya menempati syurga yang teramat luas.
Bagaimanakah dengan kita ?