Saturday, August 1, 2009

Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah...

Itulah sabda Rasululloh SAW yg diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim & Tirmidzi.
Rasululloh SAW junjungan kita yg mulia ini mengajarkan kita untuk menjadi umat yg kuat. Kuat iman, kuat fisik, kuat harta & kuat ilmu. Kekuatan inilah yg akan mengikis mental ' peminta-minta ' yang banyak melanda umat. Dari low level society maupun high level society. Berakar dari tidak adanya rasa syukur dan qona'ah.
Di wilayah TPA Bantar Gebang, yang penuh carut marut premanisme di segala lini, sungguh jengah rasanya aku menghadapi pemerasan dan fitnah yang berakar dari keserakahan umat yang ingin selalu diberi.
Peristiwa di bulan Ramadhan 1430 H lalu adalah salah satunya. Di kala umat berlomba-lomba bersedekah dan mentasarufhan hartanya bagi umat dhuafa, maka murid-muridku yang notabene anak-anak pemulung pun mengalami ' panen raya '. Tiba-tiba saja mereka menjadi selebritis yang diperebutkan untuk diberikan sedekah. Tamu bertubi-tubi. Bantuan makanan silih berganti. Juga sembako yang beberapakali mereka dapatkan dari para dermawan yang mengunjungi sekolahku.
Diam-diam, pemandangan ini menimbulkan kecemburuan sosial bagi masyarakat sekitar yang sebetulnya sudah bukan lagi dikategorikan sebagai dhuafa. Namun mereka masih saja iri dengan apa yang diterima oleh anak-anak pemulung ini. Meski hanya sekotak nasi.
Suatu hari....memuncaklah emosi mereka. Mereka berkumpul dan mengadakan demo kecil, menuntut mendapatkan ' hak ' yang sama. Bila tidak, mereka mengancam akan membongkar sekolahku dan mengusirku dari sana...
Menghadapi & meredam situasi seperti ini bukanlah hal baru bagiku karena sudah berulangkali aku dihadapkan pada teror preman, praktik pemerasan, demo, fitnah dan makian...Namun aku harus tetap mempertahankan sebuah idealisme dan kebenaran. Tak ada kompromi apapun untuk sebuah kezhaliman meskipun aku tak bisa kaku dalam menyelesaikan permasalahan seperti ini. Bagai jurus pendekar taichi, maka diperlukan kombinasi kelembutan sekaligus ketegasan sebagai pukulan telak untuk shock therapy orang-orang seperti ini...
Beginilah fenomena umat.....
Di saat seharusnya peduli untuk mengulurkan tangan dan berlomba-lomba dalam kebaikan, masih saja berlomba-lomba menengadahkan tangan dan bermental fakir....Hanya menghitung apa yang harus mereka dapatkan. Hanya menuntut apa yang bisa mereka peroleh. Sebanyak-banyaknya. Tak peduli bahwa perut-perut mereka sudah mulai kekenyangan. Tak peduli bahwa sebenarnya harta mereka pun telah mencukupi. Syahwat untuk ' diberi ' lebih besar daripada kesadaran untuk ' memberi '....
Andainya kita semua sudi meresapi apa yang telah disabdakan oleh Rasululloh SAW.....

" Alyadul 'ulyaa khairun minal yadis suflaa"
Tangan di atas [memberi] lebih baik dari tangan di bawah [menerima/meminta]
The upper hand [the giver] is better than the lower hand [the receiver/asker]

Sejauh mana kita sudi meresapi untaian sabda yang indah ini ? Di saat perasaan bahagia merasuki qalbu kita justru di saat tangan kita terulur kepada umat yang lemah. Tak lagi kita menghitung seberapa besar yang harus kita dapatkan. Tetapi setiap kali kita membuka mata, dengan sigap kita me-remind niat kita.." Apa yang bisa kulakukan dan kuberikan agar harta dan jiwaku bermanfaat di jalan Alloh ? "
Indahnya memberi. Indahnya bersedekah. Indahnya menguatkan yang lemah. Indahnya mengenyangkan perut-perut yang kelaparan. Indahnya melindungi umat yang terzhalimi....indahnya saat diri ini bisa bermanfaat.....
Allohu Akbar !