Saturday, February 27, 2010

I wanna be famous like you, Mom... !

Selama 3 tahun ku berkecimpung menangani pembinaan anak-anak pemulung dan marginal di TPA Bantar Gebang ini, aktifitasku sempat ' terlihat ' oleh beberapa media cetak dan elektronik. Suatu hal yang -sungguh- bukan menjadi tujuanku. Aku pribadi tidak pernah mempublish selain menorehkan curahan hatiku dalam blog ini sebagai ekspresi syiar-ku kepada saudara saudariku dan menjadi catatan indah bagi kedua putraku kelak. Setiap liputan yang termuat di beberapa media cetak akhirnya dikliping oleh suamiku tercinta agar lembaran-lembarannya tak lapuk dan tercecer. Dipajang di satu sudut dinding keluarga yang tak terlihat oleh tamu.
" Biarkan terbaca oleh mujahid kecilmu. Meniupkan ghirah mereka untuk meniru perjuangan Bundanya. Agar kelak mereka pun tumbuh menjadi busur-busur dakwah yang tangguh..."...begitulah penjelasan suamiku tercinta.
Satu persatu liputan yang termuat itu senantiasa terbaca oleh kedua putraku. Kadang ada request polos dari putraku yang bungsu...
" Mama, aku juga ingin ditulis di majalah seperti mama..." rengeknya.
Hingga suatu saat ada salah satu TV Swasta yang appointment ingin mewawancaraiku , putraku yang sulung bertanya kepadaku...
" Wow, it's cool..Now, you become famous person, Mom..I wanna be too. Isn't cool to be famous, Mom ? "....aku terkekeh mendengar pertanyaannya yang polos. Serasa malu di hadapan kedua putraku setiap saat aku harus menjalani secuil publikasi yang tak kuundang ini...
" Anakku sayang...Mama tidak pernah bermimpi untuk menjadi orang 'terkenal' seperti katamu tadi. Mama juga tidak pernah menginginkan semua publikasi ini. Jika boleh memilih - mama memilih untuk bersembunyi dan menolak semua wawancara ini. Karena sesungguhnya mama merasa malu sekali dilihat banyak orang. Tetapi mama harus hormati mereka yang sudah bersusah payah menemui mama. Jadikan semua ini sebagai ikhtiar untuk syiar, menggugah hati saudara-saudara kita untuk peduli kepada teman-teman kita yang membutuhkan uluran tangan. Mama lebih suka tidak dikenal oleh makhluk asalkan mampu menggetarkan penduduk langit dikarenakan kedahsyatan jihad kita. Kita melakukan amal sholeh bukan untuk dipuji oleh makhluk. Tetapi karena menjalankan perintah Alloh, sayang....Satu hal yang harus kau ingat, anakku...kita tunjukkan kepada dunia tentang keindahan agama Islam sebagai agama Rahmatan lil Alamiin. Agama yang penuh rahmat. Agama yang penuh kasih sayang dan kedamaian. Rasulullah SAW telah mengajarkan kepada kita bagaimana besarnya kasih sayang Beliau kepada semua umatnya..." kujelaskan dengan penuh kelembutan kepada putraku yang sedang menatap tajam fotoku yang terpajang di salah satu majalah muslimah...Kuselipkan pula pesan kepada kedua mujahid mungilku betapa pentingnya menghijabi hati ini agar terhindar dari riya' dan ujub. Semua perjuangan hanya kupersembahkan kepada Rabb-ku. Bukan sekedar tatapan makhluk. Dipuji atau pun dicaci bagiku sama saja tak menggoyahkan niatku untuk terus melangkahkan kakiku untuk menemui tangan-tangan tengadah yang membutuhkan uluran tangan ini...
Yaa Rabb. Hijabi hatiku dari riya' dan ujub. Sungguh ku malu dengan semua publikasi ini karena memang bukan ini yang menjadi tujuanku...Andai pun ku berbagi secuil kisahku, jadikan ini sebagai syiar yang bermanfaat untuk menggugah cinta saudara saudariku untuk lebih peduli kepada tangan-tangan mungil yang membutuhkan kasih sayang ini...

During 3 years of education improvement program to accommodate scavengers children at the landfill Bantar Gebang, my activities had 'seen' by several journalist.
One thing that-really-not to be my objective. I never publish it except in my personal blog as an expression to share my story. To blow a spirit to care others.
Any journalism that was published in several media finally collected by my beloved husband. Displayed in the one corner of the wall invisible by guests.
"Let your sons read it. To influence your spirit to them and motivate them to imitate their mother's struggle. Let they grow up become tough man ..."... my beloved husband explained.
One day there was a request from the youngest son ... " Mom, I want to be published in magazines like you ..." he whimpered.
Until one day there was a reporter from a TV station intend to interview me, my eldest son asked me ...
"
Wow, it's cool..Now, you become famous person, Mom..I wanna be too. Isn't cool to be famous, Mom ?".... I chuckled heard this innocence question.
Felt ashamed in front of my boys when having a bit of publicity was not invited ...
"My dear ... Mom never dream becoming famous person as you said. I also never want all this publicity. If I could choose - I will chose to hide and deny all these interviews. But I have to respect those who are already struggling to meet Mom. Every publicity is not a way to be famous. But as ' syiar ', arouse the spirit of people to care for marginal people who need a helping hand. I would rather not to be famous , but I could show my pious charity in front of Alloh .. One thing that you should remember, my son ... we show to the world about the beauty of Islam as a religion Rahmatan lil Alamiin. Religion is full of grace. Religion is full of love and peace. Rasulullah SAW has taught us how much he love to all his people
" ...

I also slipped a message to my both sons, how importance to avoid of ' riya 'and ujub - show off and boastful '. All struggle is only dedicated to Alloh Almighty. Not to be showed off. Praised or scorned for me as it did not reduce my spirit to continue helping the poverty people ... Yaa Rabb. Protect my heart not to be show off and boastful person.. I really embarrassed by all publicitiy because this is not my goal ... And even if I share a bit of my story, it's just to inspire and share spirit to love and embrace the poverty people who need love ...