Saturday, February 27, 2010

Sebuah Prestasi

April 2010.... Sudah beberapa bulan ini seluruh stasiun televisi di Republik yang seharusnya kubanggakan ini mempertontonkan serangkaian ' telenovela ' yang membuat dahiku berkerut. Kasus Century, kasus cicak dan buaya, dan yang sedang hangat-hangatnya berita yang bombastis tentang makelar kasus dan makelar pajak yang membuka aib kebobrokan beberapa pejabat di negeri ini. Tak tanggung-tanggung...nominal hasil korupsi menyentuh angka trilyun...sungguh fantastis di tengah keterpurukan ekonomi masyarakat yang meninggalkan begitu banyak permasalahan pelik dan memilukan.. Semua liputan yang ada di televisi dan di surat kabar tak luput dari perhatian kedua anakku...
" Mama, kenapa mereka korupsi ? Bukannya tahu bahwa korupsi itu salah ? Bukannya mereka orang-orang pintar ? Koq masih korupsi, sih ? " aku tersenyum pias mendengar berondongan pertanyaan anakku yang menghujat kebobrokan mental ' orang-orang pintar ' yang seharusnya memberikan qudwah kepada masyarakat...

" Nak...orang-orang yang korupsi itu memang dulunya pintar. Bisa jadi mereka dulu adalah anak-anak yang berprestasi di kelasnya. Para juara teladan. Lulus dengan Cumlaude. Nilai-nilainya membuat orang tua mereka berdecak kagum dan membanggakan mereka...Tetapi sayang, prestasi yang mereka ukir di dunia tidak dilandasi oleh iman sehingga mereka lupa bahwa jauh lebih penting mengukir prestasi untuk akherat kita..."
" Maksudnya apa, Ma ? "
" Masih ingat dengan penjelasan mama bahwa apapun yang kita lakukan di dunia ini adalah bentuk ibadah kita kepada Alloh SWT ? " anakku mengangguk pasti.
" Masih ingat bahwa apa yang kita lakukan di dunia ini hanyalah kendaraan untuk mencapai syurga ? " anakkku mengangguk lagi
" Nah...dengan prestasi yang bagus di dunia tetapi dia gunakan prestasi itu untuk berbuat kejahatan dan bermaksiat kepada Alloh, kira-kira prestasi mereka di dunia itu bisa mengantarkan mereka ke syurga atau tidak ? " anakku menggeleng kuat-kuat....
" Itulah, Nak....jangan keburu bangga dengan prestasi yang hanya kita raih di dunia. Bersyukurlah dengan kecerdasan dan kelapangan yang dikaruniakan oleh Alloh. Tetapi gunakan kecerdasanmu itu untuk mengukir sebanyak-banyaknya amal shaleh yang bisa mengantarkanmu menuju syurga, anakku....Oke ? " aku mengedipkan mata. Mujahid mungilku tersenyum dan berucap.." Insya Alloh, Mama..." Itulah sepenggal percakapan serius antara aku dan anak sulungku. Setiap kali kuselipkan sebuah kebanggaan untuk menjadi mujahid yang tangguh, jujur dan istiqomah. Tak pernah ku menuntut agar kelak ia menjadi seseorang yang berlimpah harta tanpa ku tahu ia paham atau tidak tentang kehalalannya. Tak pernah ku mendoktrin ia agar menjadi seseorang yang sukses tanpa ia paham atau tidak apa makna sukses dalam pandangan Alloh... Ku sering melihat para orang tua selalu meributkan soal rangking putra putrinya. Meradang saat nilai-nilai matematika, IPA, FISIKA dan semua nilai-nilai umum jeblok di raportnya...Namun tak jarang mereka justru lalai dengan nilai-nilai ruhiah dan iman yang seharusnya kita jaga dengan ketat senantiasa melekat dalam jiwa anak-anak kita. Tak heran bila lahirlah para jenius yang akhirnya melakukan kemaksiatan kepada Rabb-Nya karena bisa jadi kita lalai menanamkan nilai-nilai dasar bahwa kita menimba ilmu itu dalam kerangka beriman kepada Alloh dan tunduk kepadaNya. Kita berikan kebanggaan semu yang menggeser nilai-nilai AlQur'an dalam jiwa mereka. Ketika logika matematika diletakkan lebih penting daripada logika AlQur'an, ketika bahasa Inggris lebih dipentingkan daripada bahasa AlQur'an, ketika teori sosiologi lebih dihargai daripada ketetapan AlQur'an, ketika indoktrinasi Pancasila diletakkan lebih terhormat daripada penaman Aqidah Tauhid.... Duhai Bunda....sudahkah kita meng-install nilai-nilai AlQur'an dalam jiwa putra putri kita ? Bukan hanya sekedar menghafal lalu meletakkannya begitu saja...namun jadikan siklus hidup kita sebagai siklus hidup Qur'ani...Insya Alloh prestasi yang terukir oleh anak-anak kita tak hanya terukir di dunia...tetapi terukir sebagai amalan yang indah dan mulia di sisi Alloh Azza Wa Jalla....

April 2010 .... For these few months all television stations in the Republic which should make me proud, but shown the series of 'telenovela' which makes my forehead furrowed. Century Cases, cases of ' lizards and crocodiles' , and the bombastic news about a corruption case which open disgrace of tax officials in this country. Unmitigated ... par trillion digits of corruption... really fantastic while we still facing the economic downturn which be occured to people who left so many complicated issues and heartbreaking ..
All the news on television and in newspapers attracted the attention of both my kids ... "Mama, why do they corrupt? Don't they know that corruption is wrong? Aren't they smart people? Why still corrupt, anyway?" I smiled heard these questions that blaspheme the social disease of 'smart people' who should provide a good example to community ... "Son ... the people who corrupt it was once clever. It may be they were the champion who excel in their class. Graduated with cum laude. Their grades make their parents proud.. . But unfortunately, their achievement which carved in the world aren't based on faith that more important to create achievement for reaching heaven ... "
"What's the meaning, Mom?"
"Do you remember my explanation that whatever we do in this world is our form of worship to Allah SWT?" my son nodded.
"Do you remember that what we do in this world is just a way to reach heaven?" he nodded again
"Well ... with a good achievement in the world but used it to crime and immoral acts to Allah, do their achievement in the world could bring them to heaven?" my son shaked his head ....
"That is why, son .... do not be hurried proud of the accomplishments that we achieved only in the world. Give thanks to the intelligence and the spaciousness given by Allah. But use your intelligence to carve out as many pious deeds could bring you toward heaven, my son .. .. Okay? "I winked to him.
He smiled and said .. "Insya Allah, Mom ..."
It was a serious conversation between me and my eldest son. Every time I slipped a pride to be a tough mujahid , honest and consistent. I never ask him became a rich man with abundant wealth without knowing he understood or not about it's kosher. I never ask him become someone who successful without understand what the meaning of success based on the rules of Islam .
The parents often seen fuss about their children's rangking. Angry when the point of mathematics, science, physic and all general values failed ... But not infrequently they actually negligent with religion values and faith that we should always keep strictly embedded in the psyche of our children.
No wonder when born of the genius generations who finally deny to Allah because we neglect to invest the basic values to our children that the reaching knowledge is form of worship to Allah and to obey Allah. We provide false pride which shifts the values of the Qur'an in their souls. When the logic of mathematics is more important than logic of Qur'an, when English is more emphasis than the language of the Qur'an, when the sociology theory is more appreciated than a Remembrance of Qur'an, when the Pancasila indoctrination is more honorable than replant Aqidah Tawheed .... To all mothers..Have we install the value of AlQur'an toward our children's soul ? It's not just memorizing and then put it away ... but make our life cycle as the life cycle of Qur'anic ... Insya Allah engraved achievement by our children not only engraved in the world ..but etched as a beautiful place and noble in the side the of Allah ....