Saturday, February 27, 2010

Visit of Al Hanief Elementary School

14 Juni 2010


Pagi ini kami - empat mobil rombongan dari SD Al Hanief Bekasi - berjalan beriringan start dari sekolah. Sebelum berangkat, siswa siswi kelas 3 berbaris dengan rapi bersiap-siap berangkat menuju Bantar Gebang. Samar-samar kulihat putra bungsuku yang mulai beraksi Bossy di hadapan teman-temannya. Hari ini dalam ' kekuasaannya ' karena dia merasa sebagai tuan rumah bagi teman-temannya. Yap ! Karena hari ini siswa-siswi mungil dari SD Al Hanief bermaksud melakukan kunjungan ke sekolah anak-anak pemulung yang kukelola ini...
Sekitar pk. 9.30 kami sampai di Bantar Gebang. Karena becek, maka mobil-mobil aku sarankan diparkir di pinggir jalan saja dan kami memilih berjalan kaki menuju sekolah.
Dan sampailah siswa-siswi Al Hanief yang bersih-bersih dan rapi berjajar antri memasuki ' aula Bilal bin Rabbah ' yang terbuat dari bambu beratap seng bekas. Sambil berjinjit mereka memilih tempat untuk duduk. Sekejap mereka mendongak dan menyapu ruangan dengan pandangan heran. Aku tersenyum melihat beberapa anak mulai terlihat gerah dan gelisah dalam duduknya. Anak-anak dari kaum menengah ke atas yang terbiasa hidup bersih dengan sapuan air conditioner yang menyejukkan, namun kali ini mereka harus rela berpanas-panas ria demi menemui teman-teman kecilnya yang ada di kawasan sampah ini...
Lalu...bergantian anak-anak mungil ini memperlihatkan performance masing-masing...rebana, menari, tahfidz, pidato dll....dari kejauhan tak henti-hentinya aku tersenyum melihat pemandangan yang sungguh kontras ini. Yang satu berseragam putih dan berdasi, bersih,secara fisik terlihat lebih bongsor dan sehat...sementara di sebelahnya terlihat anak-anak dekil yang terlihat lebih mini size-nya...tanpa seragam dan tentu saja masih dihinggapi perasaan minder melihat perbedaan yang demikian mencolok ini....
Namun pertemuan kali ini tentunya memberikan kenangan yang manis diantara keduanya...
Ternyata persahabatan tak terhijab oleh kondisi yang termarginalkan....Siswa-siswi SD Al Hanief yang notabene bergelimang dengan hal-hal yang nyaman selama ini , kini bisa merasakan bagaimana rasanya peluh bercucuran di dalam kelas yang pengap dan panasnya bukan main. Udara panas bercampur bau sampah. Lalat-lalat hijau mulai merubungi mereka, duduk berdesakan di atas tikar yang usang....
Dan...saat harus berpamitan, kami pun berpose bersama di halaman sekolah. Lihatlah....senyum itu begitu tulus. Keceriaan anak-anak yang tak kan bisa direkayasa.
Meski pada saat last minute meninggalkan lokasi, ada 8 siswa yang terpaksa harus muntah-muntah berjamaah. Ha..ha..ha...aku berdoa semoga tidak dicomplain oleh orang tua mereka. Hari ini mereka mendapatkan pembelajaran yang tak terlupakan. Bagaimana harus ' stay ' untuk beberapa saat di kawasan sampah yang bau dan pengap ini...
Begitu ditanya oleh Mr.Husni ( Class teacher )..." Anak-anak mau apa nggak tinggal disini semingguuuuu saja ? ".....dengan serempak anak-anak menjawab " Tidaaaaaaaaak !!! "
Ha..ha..ha...
Dalam hati diam-diam aku merasakan miris melihat ' anak-anakku ' yang terlahir sebagai anak-anak pemulung ini. Mampukah mereka membuat pilihan untuk mengatakan ' tidak ' ? Saat ini, mereka hanya pasrah mengikuti orang tua mereka untuk tinggal di bedeng-bedeng sempit yang ' bertetangga ' dengan belatung-belatung. Bedeng gelap dan pengap. Menorehkan polutan dan penyakit yang menghajar tubuh-tubuh mungil mereka....
Ya Rabb....berikan kami kekuatan untuk menuntaskan tugas kami ini. Mendidik mereka. Membimbing mereka. Mengantarkan anak-anak ini untuk meraih cita-cita mereka untuk mengubah hidup menjadi hidup yang lebih bermakna dan terbebas dari sampah ini.....
.........