Saturday, February 27, 2010

When woman become a mother

Kebanggaan seorang wanita yang tumbuh secara alamiah dalam dirinya adalah kodratnya menjadi seorang ibu. Ia yang dikaruniakan rahim oleh Sang Pencipta, sebagai tempat tumbuhnya janin dan di sanalah saat pertama kalinya cinta kasih seorang ibu terpancar. Setiap nafas seorang ibu adalah cinta dan doa.
Setiap ibu adalah madrasah bagi putra putrinya. Hal inilah yang seharusnya dipahami di kala sebagian besar ibu sering berlomba-lomba mencarikan sekolah favorit nan mahal dengan harapan putra putrinya mendapatkan pendidikan yang exellent, kelulusan yang menjanjikan, jaminan mendapatkan posisi di perguruan tinggi favorit...dan sekian banyak harapan yang disandarkan kepada sekolah tanpa dibarengi oleh involve mereka sebagai ibu yang memiliki 'exclusive time' bersama putra putrinya dan seharusya bisa diisi dengan aktifitas yang mampu menghujamkan sebuah nilai-nilai kebaikan. Mereka pikir, dengan menitipkan putra putrinya kepada sekolah-sekolah favorit sudah mencukupi ' dahaga ' putra putrinya. Agaknya para ibu yang memiliki pilihan seperti ini harus merenungi hikmah yang luar biasa tentang berbagai karunia yang diberikan oleh Alloh kepada para wanita yang kelak menjadi seorang Ibu.. Bagaimana Alloh telah menganugerahkan kelembutan hati, jernihnya kasih sayang, empati yang terpupuk subur, keikhlasan dalam mewakafkan hidupnya untuk merawat mutiara titipan Alloh ini...Seorang Ibu adalah madrasah yang terbaik bagi putra putrinya.
Ibu yang cerdas akan mampu mendidik putra putrinya menjadi anak shaleh yang aqidahnya salim ( lurus dan selamat ), ibadah dan amalnya shahih ( berdasarkan tuntunan Rasululloh SAW ), ilmunya kamil ( sempurna ) serta jasad dan emosinya yang kuat menjadi seorang futuwah sejati. Untuk itulah pengasuhan dan pendidikan yang diberikan kepada putra putri kita harus mampu menyentuh aspek-aspek ruhiyah, jasadiyah, syu-uriyah ( emosi ) dan aqliyah ( kecerdasan akal ). Aspek ruhiyah dengan memberikan pendidikan aqidah yang lurus, ibadah yang benar dan amal yang shahih. Aspek jasadiyah dengan cara memberikan kegiatan fisik yang bermanfaat dan menempa mental menjadi seorang futuwah sejati. Aspek syu-uriyah dengan cara menanamkan nilai-nilai kepribadian Islami seperti yang telah dituntunkan oleh Rasululloh SAW. Sedangkan aspek aqliyah dengan cara membiasakan anak untuk mencintai ilmu dan mendekatkan diri kepada Sang Rabb yang telah menciptakan mereka. Betapa sentuhan seorang Ibu yang cerdas mampu mencetak generasi yang hebat. Bahkan Dr. Marwah Daud Ibrahim menegaskan bahwa " Kalau suatu bangsa ingin berubah menjadi lebih baik, tak usahlah berharap banyak kepada istana negara atau anggota DPR. Berharaplah pada rumah-rumah tangga yang kokoh dan berpegang teguh kepada ajaran agama " Dan seorang Ibu-lah yang mengambil peran dalam mencetak generasi yang bernas dan beriman ini. Namun sayang....dari sekian juta wanita, hanya sekian persen yang mampu berlapang dada dan dengan bangganya menyebut title-nya sebagai seorang ' Ibu Rumah Tangga '....sebagian yang lain lebih merasa terhormat dan dihargai existensinya bila mampu mempersembahkan sebuah profesi yang diakui oleh masyarakat. " Hanya ibu rumah tangga ? Nggak stress tuh di rumah terus cuma menjaga anak dan mengurus rumah doang ? "....statemen-statemen seperti ini sering kita jumpai dalam perbincangan diantara kaum wanita. Atau justru sebuah fenomena yang menggelikan dimana para Ibu dari high level society yang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk ' thawaf ' from mall to mall, arisan to arisan, shopping to shopping dan segala macam aktifitas luar yang menyia-nyiakan waktunya untuk hal-hal yang bersifat sekuler. Adalah hal yang memprihatinkan membaca liputan di sebuah surat kabar tentang para ibu yang menyerbu sebuah kota mode yang sedang menyelenggarakan garage sale diamonds...." Ah, murah koq...anting berlian ini ' hanya 'seharga 70 juta..."....pernah juga ku terperangah di saat ku berjumpa relasi bisnis yang tengah menjinjing sebuah handbag seharga 200 juta ! ....sementara di belahan bumi Alloh yang lain, atau bisa jadi hanya dibentangkan oleh sekian meter, terlihat kehidupan kaum marginal yang sungguh akan terluka hatinya melihat tingkah polah para wanita yang mampu menghamburkan uang sekian ratus juta dalam sekejap ! Akankah para ibu seperti ini mampu mencetak generasi yang tawadhu sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasululoh SAW yang langsung meminta putrinya ; Fathimah ra untuk melepas perhiasan emasnya dikarenakan kegalauan Beliau bila keturunan Muhammad SAW bermewah-mewah di saat di depan mata masih bergelimpangan umat yang kelaparan dan membutuhkan uluran tangan.... Wahai Ibu...begitu banyak hal yang harus kita cermati sebagai ibrah. Agar kita mampu menjadi seorang Ibu yang cerdas. Mencermati peluang untuk meraih jannah dari ketulusan amal kita dalam mengabdikan diri mendidik putra putri kita. Kelak... di hadapan Alloh Azza Wa Jalla, kita akan dimintai pertanggungjawaban atas anak-anak kita....Menjadi seorang manager, direktris, guru, khadimah atau pun mbok jamu...kita akan tetap mempertanggungjawabkan amanah yang dititipkan oleh Sang Rabb... Seorang Ibu adalah Ibu....siapapun dia adalah tetap menjadi Ibu....sosok mulia yang menorehkan cinta yang tulus bagi putra putrinya.....

Bunda..matahari berbisik kepadaku. Bunda lebih mulia darinya
.....karena dia hanya menerangi dunia pada siang hari saja.
tetapi Bunda menerangi hidup anak-anakmu sepanjang masa...
Bunda..pohon rindang itu berbisik kepadaku. Bunda lebih mulia darinya
.....karena dia hanya meredupkan kehangatan insan yang berteduh di bawahnya
saja. Tetapi Bunda meredupkan kehangatan dan kekusutan hati anak-anak
yang kau kasihi...
Bunda..emas dan batu permata berbisik kepadaku. Bunda lebih mulia darinya
.....karena emas dan batu permata hanya lambang kekayaan dan kemewahan
semata. Tetapi Bunda adalah lambang kasih sayang, cinta dan pengorbanan
yang sejati bagi anak-anakmu
Bunda..angin berbisik kepadaku. Bunda lebih mulia darinya
.....karena dia tak mampu sepanjang masa bertiup perlahan dan menenangkan
keadaan. Karena ada waktunya ia menjadi taufan badai yang merobek
kesejahteraan insan
Tetapi Bunda sepanjang masa meleraikan kekusutan jiwa dan menentramkan
hati anak-anakmu
Sesepoi bahasa bayu, menyemai rasa cinta dan sayang sejati anak-anakmu..

----------------------------------------------
Pride of a woman who grow naturally is become a mother. She who had given the womb by Alloh Almighty, as the fetus grows and there was the first time a mother's love radiated to her baby. Every breath is love and prayer.
Every mother is a genuine teacher. It should be understood at a time when most mothers are often competing to find a favorite school in order her children get an exellent education, graduation promising, secured a position in your favorite college ... and so many hopes are resting to school without following by involve as mother who has 'exclusive time' with her children and should influence directly good value to them.
They think, left the children to favorite schools have sufficient enough completing the responsibilities. The mothers who have a choice like this one must contemplate the extraordinary wisdom about the different gifts given by Alloh to the woman who would become a mother .. How Alloh has bestowed tenderness, affection, empathy, sincerity in her life to caring for the children ..
A Mother is a genuine teacher for the children. Smart women who will be able to educate her children become pious person who has straight aqidah , worship and charity saheeh (based on guidance Rasululloh SAW), perfect knowledge (perfect) and a strong body and emotions into a true futuwah. Guidance and education given to the children must be able to touch ruhiyah aspects, jasadiyah, emotions and aqliyah (intelligence sense).
Ruhiyah aspect by providing a straight aqidah education, worship the true and charitable saheeh. Jasadiyah aspect by providing a useful physical activity and mental forging a true futuwah. Syu-uriyah aspects by instilling the values of the Islamic personality based on guidance by Rasululloh SAW. While aqliyah aspects is a way to get children to love science and become closer to Alloh Almighty.
Even Dr. Marwah Daud Ibrahim stated "If a nation wants to change to be better, don't ever high expect to the parliament or the goverment. But see the the strong households and holding fast to religious teachings".