Tuesday, December 7, 2010

Liputan Dialog Jum'at - Republika

27 Januari 2012

" Buuuu....saya lagi baca liputan di Republika nih...Wah, kami berebut membaca lho Bu...Subhanallah...Perjuangan Ibu sungguh menginspirasi kami...."
sms seorang ibu dari sebuah majelis Taklim mengagetkanku suatu pagi. sejenak aku mengernyitkan kening. Liputan apalagi nih ? Aku bertanya-tanya dalam hati. Segera ku meraih blackberry ku dan kusebar message untuk hunting Republika terbitan 27 Januari 2012.. Ku berkeliling ke lapak-lapak ternyata sudah ludes. Sebagian besar teman-temanku pun sudah menyatakan empty. Hampir saja aku give up dan ' mengikhlaskan ' untuk tidak membacanya...Namun syukurlah tiba-tiba ada sms masuk...
" Mbaaaak...akhirnya aku menemukan surat kabar yang kamu maksud. Hambir saja dibuang khadimahku. Sudah agak lecek nih. Gak pa-pa yaaaa ?"....alhamdulillah...yang lecek pun pastinya sangat berharga bagiku di saat seperti ini.
Segera setelah lembaran surat kabar itu sampai di tanganku, segera kubaca rubrik Dialog Jum'at...sebuah judul ' menyeramkan ' tertera di situ....
" MENEMUI NABI " DI BANTAR GEBANG.....
Wow....sejenak aku terkesiap....siapa Nabi yang dimaksud ini ? Kenapa di Bantar Gebang ?
Dengan pelan-pelan segera kubaca artikel goresan dari Mas Nurbowo - wartawan senior yang juga penulis buku dan editor di beberapa majalah muslimah -
Hm...aku tersenyum...ternyata itu trick sang penulis untuk membuat penasaran pembacanya. Di situ jelas-jelas menguraikan tentang sebuah riwayat yang menceritakan sabda Rasulullah SAW " Bila kalian ingin menemuiku, maka carilah aku di antara kaum miskin "....dan di TPA Bantar Gebang yang notabene tersebar ribuan pemulung, tentu sebagai kanvas raksasa yang melukiskan sebuah potret kemiskinan yang tak terbantahkan....
Di artikel ini juga diceritakan sekelumit perjalananku disana hingga aku panen sakit paru-paru yang sempat membuatku hampir meregang nyawa...disanalah terbuka jalan sedekah untuk menemui saudara kita yang dihimpit kemiskinan...dengan menyapa mereka, merengkuh dan mencintai mereka dengan segala ketulusan, ada setitik asa bahwa kita kelak Insya Allah bisa menjumpai Rasulullah SAW karena kita telah mencintai apa yang Beliau cintai..
Itulah benang merah dari artikel ini...
Semoga bukan figur seorang Sari yang menjadi sentral dalam artikel ini. Tetapi justru spirit sedekah itulah yang seharusnya menjadi tagline dan menyemburkan ghirah kita sebagai seorang muslim..Tak usahlah kita berbanyak kata retorika mengatasnamakan rakyat miskin jika tingkah polah kita justru jauh dari mereka. Teladani junjungan kita...seorang Muhammad SAW....negitu dahsyat menggambarkan pribadi yang paripurna keindahan akhlaknya. Begitu dekat dengan fakir miskin. Cintanya, perhatiannya, kasihnya...tak ada satu pun yang direkayasa. Begitu setia dan tulusnya Beliau menyuapi seorang pengemis yahudi yang telah keji mencaci makinya setiap hari. Namun Rasulullah SAW justru membalaskan dengan akhlak yang demikian indah dan mampu melelehkan air mata siapapun yang melihatnya...
Begitulah cinta yang diajarkan oleh seorang Muhammad SAW...
Islam penuh rahmah. Islam penuh kedamaian. Islam sangat santun dan mengutamakan kesantunan...
Bila ingin melihat sebuah keindahan yang tak habis-habisnya kita uraikanm lihatkan keindahan yang telah dipancarkan oleh akhlak Qur'ani Rasulullah SAW....
Marilah kita berbondong-bondong menemui Nabi kita...dengan mencintai apa yang Beliau cintai...dengan melakukan apa yang telah beliau ajarkan...